Masa Depan Yang Terabaikan
Anak-anak adalah masa depan bangsa. Jurnalis bisa menjadi agen perubahan masa depan anak-anak Indonesia.
Untuk keenam kalinya sejak 2006, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) menerbitkan buku kompilasi Karya Nominasi dan Pemenang Penghargaan Liputan Media Terbaik tentang Isu Anak, kerja sama AJI-UNICEF. Buku ini merupakan catatan tertulis kegiatan Penghargaan Liputan Terbaik tersebut, bentuk kepedulian UNICEF dan AJI Indonesia dalam meningkatkan pemahaman publik tentang masalah anak di Indonesia melalui media.
Tahun ini panitian menerima 324 karya, terdiri dari 117 kategori cetak/online, 121 kategori foto, 56 kategori televisi, 30 kategori radio. Tahun-tahun sebelumnya, jumlah karya jurnalistik yang masuk sebanyak 318 pada 2010, dan 233 pada 2009. Dari segi tema, karya jurnalistik yang masuk pada umumnya berbicara soal pemenuhan hak-hak anak, khususnya dalam bidang pendidikan dan kesehatan, serta isu perlindungan anak.
Harus diakui, isu anak belum menjadi arus utama media kita. Isu tentang anak selalu kalah menarik dibandingkan hingar-bingar berita politik, ekonomi, terorisme, dan pasti bablas digempur media bergaya sensasional dan infotainment. Hasil riset Divisi Perempuan AJI Indonesia terhadap 7 media cetak dan 6 media penyiaran TV pada 2012 mengkonfirmasi bahwa masalah anak di media sebagian besar (89%) muncul 8 | Masa Depan yang Terabaikan dari peristiwa atau kasus yang menimpa anak-anak. Selebihnya, berita media soal anak yang berdasarkan ide jurnalis atau inisiatif media hanya mencapai 11% saja. Usulan program bagi peningkatan kapasitas media diharapkan bisa memperkaya ide-perspektif jurnalis sehingga bisa menghasilkan karya jurnalistik yang lebih berbobot.
Namun demikian, ada hal positif dari Penghargaan Liputan Media Terbaik tentang Isu Anak AJI-UNICEF tahun ini. Yakni beberapa jurnalis berani mengungkap berbagai isu yang selama ini tidak sering diungkap. Misalnya, bagaimana dampak kekerasan seksual terhadap anak, dampak konflik terhadap anak, serta bagaimana anak-anak selayaknya diberitakan oleh media. Karya jurnalistik yang masuk ke panitia tahun ini datang dari 32 daerah dari ujung Timur sampai Barat Indonesia. Banyaknya peserta lomba dari daerah menunjukkan adanya pemerataan dan peningkatan minat jurnalis di seluruh Indonesia dalam isu anak.
- 8 kali dilihat