x

AJI JAMBI GELAR EDITOR MEETING PERKUAT INFORMASI KELOMPOK MARJINAL DI MEDIA MASSA

Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jambi menggelar editor meeting untuk memperkuat informasi kelompok marjinal di ruang redaksi. Acara yang digelar di Rumah Kito Hotel, Jumat (15/12/2023) itu mengundang 10 editor yang berkerja di ruang redaksi media, baik skala lokal dan nasional yang ada di Jambi.

 

Diskusi dengan tajuk "Editor Meeting: Penguatan Informasi Terhadap Kelompok Marjinal"  menjadi sarana berbagi untuk membahas berbagai isu dan pemberitaan media. Editor media di ruang redaksi menjadi nakhoda pemberitaan media.

 

Sebab itu, editor, redaktur, redpel, atau pemimpin redaksi (pemred) memiliki peran yang sangat menentukan kebijakan di ruang redaksi untuk memperkuat isu-isu kelompok marjinal, terlebih saat ini telah memasuki tahun politik.

 

"Editor Meeting ini salah satu hal yang diperlukan untuk mengembalikan pentingnya pemberitaan media yang berpegang pada kode etik dan melindungi kelompok marginal di media. Sehingga, dukungan dari editor atau pimpinan redaksi sangat menentukan untuk memperkuat informasi terhadap kelompok marjinal ini," kata Sekretaris AJI Jambi Gresi Plasmanto.

 

Berbagai masukan dalam pertemuan editor meeting ini sangat menentukan. Menurut Gresi, media perlu memberikan suara bagi komunitas yang terpinggirkan serta memastikan bahwa keprihatinan pada kelompok marginal ini dapat disampaikan secara terbuka.

 

"Jadi kita (peserta diskusi) dalam pertemuan ini bisa mendapatkan gambaran mengenai perspektif redaksi, dukungan dan kendala yang tujuannya untuk penguatan informasi terhadap kelompok marjinal," kata Gresi.

 

Sementara itu, pemantik diskusi Suwandi dalam pertemuan itu memaparkan berbagai riset ihwal pemberitaan kelompok marjinal dan minoritas dari berbagai media di tanah air.

 

Menurut Wendi--sapaan karib Suwandi, menjelang pemilu saat ini isu marjinal sangat mudah digoreng. Begitu pula dengan hoaks yang meningkat tajam dan tak terbendung. Dan ironisnya para politisi ataupun para calon yang berkompetisi dalam pemilu itu turut menyuarakan sekaligus mengeksploitasi ujaran kebencian terhadap kelompok marjinal.

 

"Masyarakat ataupun kita yang bekerja di media jangan sampai menjadi echo chamber dan mengamplifikasi pernyataan ujaran kebencian tersebut," ujar Wendi

 

Di sisi lain, kelompok minoritas memiliki suara yang amat lemah. Kelompok minoritas ini tak begitu banyak mendapat perhatian suara, media, dan sokongan. "Karena isu marjinal ini tak mendulang klik. Dan kalau klickbait itu isunya menyudutkan dan stiga," kata Wendi.

 

Ketua AJI Jambi Ahmad Riki menambahkan, kegiatan ini berbagi baik kendala dan masukan di media dalam memperkuat informasi kelompok marjinal. Riki mengucapkan terimakasih atas kehadiran para editor, redaktur pelaksana dan pemimpin redaksi dalam diskusi tersebut.

 

"Media atau jurnalis berperan penting untuk melakukan edukasi melalui pemberitaan yang berimbang, netral, dan melakukan tentu melalui verifikasi dan berpegang teguh pada kode etik," demikian Riki.

Share