x

OPEN RECRUITMENT: TRAINING OF TRAINERS DIGITAL SECURITY UNTUK JURNALIS

A. Latar Belakang 

Era teknologi yang semakin canggih sangat mendukung dan memudahkan kerja-kerja jurnalistik. Namun demikian, di sela kemudahan terdapat ancaman yang mengintai pada jurnalistik dan media massa. Ancaman era digital biasa disebut dengan serangan siber di mana dapat menimpa jurnalis bahkan media massa. Serangan siber ini merupakan tindakan kriminal yang bisa terjadi di dunia digital. 

 

Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia mendokumentasikan 15 kasus dan gangguan digital pada 2023 yang melibatkan 8 organisasi media, 5 awak media, serta organisasi AJI Indonesia. Jumlah ini sama dengan tahun sebelumnya sebanyak 15 kasus, namun lebih tinggi dibandingkan tahun 2020 sebanyak 7 kasus dan tahun 2021 yang mencapai 5 kasus.

 

Jenis serangan digital itu terbanyak berbentuk peretasan media sosial dan Whatsapp (5 kasus), defacement web berita (3 kasus), DDoS (3 kasus), penonaktifan (suspend) situs media, penonaktifan akun media sosial media, dan doxing masing-masing 1 kasus. Beberapa contoh kasus yang terjadi yakni dua kali serangan DDoS pada situs Project Multatul. Serangan pertama terjadi setelah menerbitkan laporan Dua Putri Saya Dicabuli, Saya Lapor ke Polres Baubau, Polisi Malah Tangkap Anak Sulung Saya. Bersamaan dengan serangan DDoS tersebut, terjadi juga ancaman data scraping yang bertujuan mencari celah di website Project Multatuli untuk disusupi. Selain itu, Project Multatuli mendeteksi serangan lain berupa payload attack. 

 

Fenomena insiden lainnya, ada tiga organisasi media yang mengalami Defacement Web Berita yakni Floresa, Balebengong, dan Tribun News. Serangan terhadap portal berita non arus utama seperti Floresa dan Balebengong patut dianggap sebagai ancaman kebebasan pers dan kebebasan berekspresi. Karena dua organisasi media independen ini kerap mengedepankan jurnalisme publik. 

 

Serangan siber tidak hanya terjadi pada hari-hari biasa, namun bisa semakin meningkat ketika ada momentum politik. Sebagaimana diketahui pesta demokrasi sudah di depan mata, sangat besar kemungkinan serangan siber akan makin meningkat. Oleh karena itu AJI Indonesia didukung oleh Google News Initiative akan menggelar Training of Trainers Digital Security untuk Jurnalis. Harapannya setelah peserta mendapatkan pelatihan ini mereka dapat membagikan pengetahuannya kepada jurnalis di newsroom masing-masing agar dapat melakukan tindakan preventif.

 

B. Tujuan Pelatihan 

  1. Memberikan pengetahuan mendalam kepada jurnalis yang menjadi peserta terkait safety digital. 

  2. Dapat mengetahui tindakan-tindakan preventif apa yang dapat dilakukan sebelum menghadapi serangan siber. 

  3. Dapat menyalurkan pengetahuannya kepada rekan newsroomnya agar mereka dapat mengambil tindakan preventif terhadap ancaman serangan siber. 

 

C. Peserta 

Peserta pelatihan ini adalah 25 jurnalis dengan minimal pengalaman 4 tahun  

 

D. Kegiatan 

Kegiatan ini dilaksakan secara luring/offline selama 2 (dua) hari di Jakarta. 

 

E. Pendaftaran silakan dilakukan melalui tautan berikut ini:  bit.ly/workshop_23-24 

Pendaftaran ditutup sampai tanggal 16 Februari 2024 pukul 15.00 WIB. 

 

Jika memerlukan informasi lebih lanjut silakan email ke pa@ajiindonesia.or.id  

Share