x

11 Jurnalis Dilatih Meliput Isu Pembangunan Daerah

Isu desentralisasi dan otonomi daerah, sampai saat ini belum dipandang sebagai isu yang menarik untuk dikemukakan pada publik. Pemberitaan media massa terkait dua isu tersebut masih didominasi pemberitaan pilkada dan pemekaran daerah. Padahal regulasi dan tata kelola pemerintahan di era otonomi daerah adalah bagian dari isu untuk mendorong perkembangan pembangunan daerah.

Peran media sangat krusial dalam mendukung keberhasilan kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah di Indonesia. Selain berperan sebagai media informasi bagi publik, media massa diharapkan menjadi pengawasan implementasi kebijakan otonomi di daerah.

Memperdalam pemahaman mengenai desentralisasi dan otonomi daerah di kalangan wartawan, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) didukung oleh Provincial Governance Strengthening Programme (PGSP) United Nations Development Programme (UNDP) menyelenggarakan Workshop Jurnalistik “Meliput Isu Desentralisasi dan Otonomi Daerah” yang berlangsung di Hotel Morrisey, Jln. Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Jumat-Sabtu (13-14 September 2013).

“In-depth Reporting Grant Programme (IRGP)” atau beasiswa peliputan, tersebut diikuti oleh 11 jurnalis yang bekerja di berbagai media baik nasional maupun daerah-daerah. Kesebelas wartawan tersebut adalah peserta yang lolos seleksi juri IRGP.  Menurut Koordinator Panitia, Alwan Rhamdani , panitia menerima 35 proposal liputan mendalam dari 34 wartawan yang bekerja di media cetak, televisi, radio, dan media online dari berbagai wilayah. Setelah melalui proses penjurian, panitia menentukan 11 penerima beasiswa liputan. Berikut ini adalah judul proposal liputan yang diajukan oleh para wartawan yang lolos seleksi;

Jurnalis yang mendapatkan beasiswa peliputan diantaranya Salman Mardir(Okezone.com di Aceh), Imansyah Ibrahim Pangeran,(AtjehPost.com/Tabloid The Atjeh Time) Wahiyudin Mamonto,(LKBN Antara Biro Gorontalo), Siprianus Seko,(SKH Pos Kupang), Budhy Nurgianto, wartawan TEMPO di Ternate), Elly Burhaini Faizal,(The Jakarta Post), Catur Ratna Wulandari (Pikiran Rakyat)Wahyu Arifin (SINDO Weekly) Rofiuddin,(TEMPO di Semarang), Fahmy Fotaleno,( Buton Pos) dan Arifin Al Alamudi,(Harian Tribun Medan).

Dalam workshop hari pertama, para wartawan mendapat pemaparan materi mengenai desentralisasi di Indonesia yang disampaikan oleh Kasubdit Perencanaan Daerah di Direktorat Jenderal Otonomi Daerah Bappenas, Anton Tarigan dan Manajer Projek PGSP, Mellyana Frederika.

“Program ini sangat bermanfaat untuk saya menambah pengetahuan. Selama ini, wartawan di daerah mengalami kesulitan menembus narasumber di pemerintah pusat,” ujar Wartawan LKBN Antara Gorontalo, Wahiyudin Mamonto.

Setelah mendapat pemaparan mengenai kebijakan desentralisasi, para wartawan mengikuti sesi yang mendiskusikan karakter peliputan isu desentralisasi dan menulis in-depth reporting (peliputan mendalam). Sesi tersebut menghadirkan Bambang Wisudo, mantan wartawan senior KOMPAS yang kini aktif di Sekolah Tanpa Batas dan Pemimpin Redaksi Merdeka.com, Didik Supriyanto.

Workshop yang berlangsung dua hari, di isi dengan presentasi proposal peliputan yang diajukan para peserta untuk mendapatkan masukan dan mematangkan tema liputan agar fokus dan tidak melebar dengan tujuan karya jurnalistiknya semakin berkualitas.

Setelah proposal tersebut dianggap cukup matang, para wartawan akan meliput di lapangan hingga pertengahan Oktober mendatang. Selain dimuat di media massa tempat mereka bekerja masing-masing, hasil peliputan mendalam itu akan dicetak menjadi sebuah buku berisi kompilasi tulisan. Selama proses peliputan, dua mentor dari AJI Indonesia akan menjadi pembimbing dalam proses tersebut.
Share